Jumat, 01 Januari 2016

Doa Tahun Baru

Tuhan...
Tahun baru lagi, 2016 sudah
sudah ditapaki di awal, baru terlewati satu hari
tapi hati ini kebat-kebit, detak jantung makin gaduh
gelisah  melanda jiwa, jiwa yang yang sendiri tanpa istri

Padahal maut kian mendekat, uban kian tumbuh dan  beberapa gigi telah gugur
Tenaga pun tak sekuat pemuda berumur dua puluh
Aku bermohon kepada-Mu Tuhan, jangan cabut dulu nyawa hamba
sebelum hamba menikah, punya anak, dan membesarkannya sampai dewasa
Aku mohon dengan sangat, Tuhan...
Aku mohon dengan sangat...
Aku mohon dengan sangat

Aku rindu bidadari itu datang,
aku rindu ada anak  lahir dari rahim istri hamba, dan menangis dengan keras,
lalu tumbuh, bisa duduk dengan tegak, merangkak,  berdiri, berjalan, berlari
dan celotehnya bisa membuat orang-orang yang mendengarnya tertawa
bahkan tertawanya bisa membuat orang tertawa


Tahap-tahap demi tahap
anak itu bisa bicara dengan fasih, fasih dan fasih
tak hanya fasih berbicara, tapi fasih juga mengaji dan mengkaji kitab suci
mendoakan kami sekeluarga dan umat manusia
Aamiiin
Terimakasih Tuhan...

Berkurang Satu

Berkurang satu...
berkurang satu tahun maksudnya
di tahun baru ini berkurang satu tahun jatah umur kita
Berarti apa? semakin dekat dengan ajal bukan?

aku tak mau membuat sedih hatimu kawan...
Aku juga tak hendak menakut-nakutimu sahabat...
Ibarat pepatah, maut ibarat buah kelapa, tak tentu yang sudah tua bakal berangkat
bahkan yang masih berbentuk bunga pun bisa mangkat

Mati mungkin ditakuti banyak orang, termasuk penulis puisi ini
takut karena belum siap dengan amal yang sudah dikumpulkan
apalagi sang penulis belum memasuki ke jenjang pernikahan,
tak ada anak istri yang kelak mendoakan
Sedih bukan? tak ada dinasti yang kelak meneruskan keturunan

untuk itu doakanlah kawan...
Agar sang penulis ini dianugerahi-Nya sang bidadari di dunia dan di surga