Senin, 30 November 2015

Lestari Alamku

Lestari Alamku
cipt.Gombloh

Lestari alamku lestari desaku
Dimana Tuhanku menitipkan aku 
Nyanyi bocah-bocah di kala purnama 
Nyanyikan pujaan untuk nusa

Damai saudaraku suburlah bumiku
Kuingat ibuku dongengkan cerita 
Kisah tentang jaya nusantara lama 
Tenteram kartaraharja di sana

Reff : 
          Mengapa tanahku rawan ini
          Bukit-bukit telanjang berdiri
          Pohon dan rumput enggan bersemi kembali
          Burung-burung pun malu bernyanyi

         Kuingin bukitku hijau kembali
         semenung pun tak menanti
         Doakan kuucapkan hari demi hari
         Kapankah hati ini kapan lagi


        Nih lagu dasyat banget, gue sampe merinding, apagi pas syair "Dimana Tuhanku menitipkan aku". Ini lagu ciptaan Almarhum Gombloh, nih lagu udah lama banget. Tapi masih nyes di hati. Damai banget dengernya. Kita sebagai manusia rasanya kecil banget di hadapan Sang Maha Pencipta,. Jangankan di hadapan-Nya, dibanding alam ciptaan-Nya kita gak ada apa-apanya. Kalo udah gitu, apa yang bisa disombongin?  Kita cuma titik kecil di hadapan-Nya.
       Lagu ini juga mengingatkan alam kita yang udah gak perawan. Abis dibabat hutan kita, sungai dicemari.
 Damailah saudaraku! jangan berantem melulu, bersatulah Indonesiaku!

Selasa, 17 November 2015

"Melawan kekosongan"

       "Lo ngomongin soal lo gak punya materi. Dan lo gak punya kegelisahan lagi. Dan sebenarnya itu kegelisahan lo. Dan kegelisahan lo adalah lo gak punya kegelisahan. Itu yang lo bawa keatas panggung. Sebagai pencarian sebuah kegelisahan, itu menurut gue unik dan menarik. Ketika lo berhadapan dengan kekosongan, maka lawanlah kekosongan itu dengan bercerita tentang usaha lo menghadapi kekosongan itu, menurut gue itu keren". (Raditya Dika, waktu mengomentari penampilan David Nurbianto dalam Grand Final SUCI 4)

Jumat, 13 November 2015

Deras

          Derasnya hujan memaksaku tetap ada di tengah ruangan ini. Di dalam sebuah warnet, menjentikkan jemari di atas keyboard komputer. Di sebelah bilikku, di kanan dan kiriku dikerumuni sekumpulan ABG yang berceloteh ramai. Aku merasa bahagia di tengah-tengah mereka. Walaupun ada diantara yang mereka yang bandel, ada yang merokok. 
       Kelepas-kelepus asapnya melewati wajahku yang sedang serius mengetik blogg, sambil mendengarkan lagu-lagu Bon Jovi dari headset. Hujan begitu deras, sederas keinginan anak-anak itu untuk merokok. Rasa penasaran yang ditumpuk bertahun-tahun, mereka tumpahkan di warnet ini. Aku yakin mereka tahu bahaya rokok untuk kesehatan , tapi itulah.... kenikmatan merokok membuat mereka tak peduli akan kesehatan. Mungkin karena onderdil tubuh mereka masih baru, jadi pengaruhnya belum terasa, masih endrian.
        

Lihatlah Dunia!

        Lihatlah dunia! dan susurilah! maka ketika engkau melihat daerah yang lebih tertinggal dari daerahmu, kau akan mengerti akan bersyukur. Saat kau melihat daerah yang lebih maju dari daerahmu , maka kau akan terpacu buat hidup lebih baik. 
       Tak usah jauh-jauh, di daerah Cianjur Selatan misalnya, listrik saja susah. Di sana listrik setiap pelosoknya beda-beda, ada yang menyala di jam 6 pagi sampa jam 5 sore ada yang menyala jam 6 sore  sampai jam 4 pagi esoknya. Itu baru di Cianjur yang notabene masih dekat dengan Jakarta, Bagaimana di wilayah Indonesia timur sana? seperti Papua, Sulawesi, Maluku, Ternate. Atau di bagian pelosok Indonesia lainnya? seperti di Nias, Aceh, Mentawai, juga Pedalaman Kalimantan.
         Tak kau pikirkan bagaimana perasaan mereka melihat kemajuan di Jawa? Mereka melihat Pulau Jawa, khususnya Jakarta jauh melesat kemajuannya dibanding daerah mereka. Pada hal sumber daya alam mereka begitu banyak yang dibawa untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jakarta. Seperti Emas, Intan, permata, batu bara, minyak bumi. palawija, padi, hasil kebun, karet, biji KKO, hasil laut, dan rempah-rempah di datangkan dari daerah mereka. Tapi mereka hanya merasakan sedikit dari kekayaan negeri ini. Seharusnya kita malu dengan mereka.
        Waktu itu saya ngobrol dengan tukang bubur Kacang Hijau Madura di daerah Petukangan jakarta Selatan. Ia bilang di daerah asalnya Bangkalan, tapi di pelosoknya, Listrik belum masuk. Maka untuk menerangi rumah, dipakailah semacam obor. 
       Beruntunglah warga Jakarta, apalagi yang lahir di Jakarta. Sudah barang tentu tak penasaran dengan pesona ibukota. Kalian di sini sekolah dekat dan banyak. Listrik menyala 24 jam, jalanan diaspal, transportasi gampang, pasar dekat, PUSKESMAS dekat. Kekurangan Jakarta menurut saya cuma dua. Pertama macet yang tak ada habis-habisnya. Kedua, penduduknya dari hari ke hari semakin padat, hingga  lahan yang harusnya tempat pohon-pohon tumbuh, dijadikan manusia untuk tempat tinggalnya.

Dia Datang Lagi

      Hujan hari ke-2 telah sampai Jakarta, diiringi euphoria segenap warga. Mulai dari anak-anak, remaja, dewasa sampai kakek-kakek dan nenek-nenek semua menyambut gembira. Lama  dia tak datang, hati kami dirundung susah dan gelisah karena kegerahan. Kabut asap cuma ia yang dapat meredakan.
     

Kamis, 12 November 2015

Antara Pahlawan dan Penjahat

       Mumpung masih dalam suasana Hari Pahlawan, gue mau ngebahas tentang pahlawan. Lo tau gak artinya pahlawan? Pahlawan adalah orang yang mengorbankan dirinya, harta dan jiwanya buat orang lain. Lebih-lebih buat bangsa dan negaranya. Sedangkan penjahat adalah orang mengobarkan orang lain, lebih-lebih rakyat, bangsa dan negaranya hanya untuk kepentingan dirinya.
       Sekarang ini banyak orang yang ngaku-ngaku pahlawan, tapi nyata-nyata seorang penjahat. Maling teriak maling. Sedangkan pahlawan sebenarnya tak pernah ngaku pahlawan, entahlah dia ada dimana? Bisa ada di kantor, di rumah, di jalanan, di kebun, sawah atau mungkin di lautan.
       Pahlawan yang sesungguhnya tak merasa dirinya pahlawan. baginya pujan dan penghormatan tak penting, yang ada dalam benaknya adalah bagaimana ia berjuang, berjuang dan berjuang. Berkorban, berkorban, dan berkorban. Selamat Hari Pahlawan!
       

Kamis, 05 November 2015

Ingin (Diary 5 Nov 2015)

     Gw kok suka iri ya sama orang yang masih muda udah sukses? semisal Raditya Dika, yang di usia 30 tahun udah nulis banyak buku komedi, menjadi seorang komika  aktor, produser, penulis skenario. Hebat banget nih orang ya? Beruntung Radit punya ibu yang mensupport abis-abisan bakatnya. Ceritanya begini, sang ibu kasian ngeliat anaknya sedih, bukunya jarang yang beli, lalu si ibu ngeborong ratusan buku anak tersayangnya itu. lalu dibagi-bagikan di sebuah foodcourt. Dari situlah karir Radit melejit, dan mengantar Maestro Comedy Raditya Dika sampai sekarang. (Gue baca cerita ini dari buku Marmut Merah jambu). 
     Gue lebih tua beberapa tahun dari Radit, tapi karir gw belom apa-apa Man! Masih begini-begini aja. Bahkan pengahsilan gw juga termasuk minim, kerjaan gak keruan. Bukan gw gak bersyukur, tapi sebagai manusia normal, gw pengen sukses, pengen lebih baik. Misalnya gw pngen nikah secepatnya, punya anak, bahagia membina rumahtangga, mandiri dengan punya rumah sendiri, punya pengahasilan yang bisa memenuhi kebutuhan keluarga, bisa bikin orangtua gw bangga, punya tabungan buat di hari tua.
      Gue juga iri sama Abdur asal NTT, lo tau gak ? itu loh komika yang  meraih juara dua di SUCI 4. masih muda, 27 tahun , udah bisa meraih prestasi yang luar biasa.Gue juga pernah liat di TV, seorang pemuda yang baru 19 tahun udah jadi pengusaha sukses. Ada juga yang baru 21 tahun udah jadi eksportir ikan hias yang untung besar.
Gue gak tau, ini gw yang tolol, atau gw yang bloon? hehehe... apa gw terlalu banyak menghayal ya? gw juga gak tau kawan?

Rabu, 04 November 2015

Lantunan Sang Hawa

Juntaian jilbabmu membuat aku hilang resah
Untaian tasbih dibibir mungilmu membuat aku tertunduk malu
karena merasa tak pantas denganmu

Subhanallah... subhanallah...
aku terpesona ketika lantunan kalamullah terdengar di balik tubuhku
Dalam hati bertanya,
Siapakah sang hawa yang membacanya...
yang ternyata adalah kamu

Senin, 02 November 2015

Bangun Kau Diri

Ayo bangun kau diri!
kenapa kau masih di sini?
kenapa tidak pergi dan mencari?
mencari kekasih hati yang kan menemani
kenapa kau masih betah menyepi?
sedangkan sekejap waktu pun pasti berarti

ayo pergi! pergi!
Langkahkanlah kaki!
menuju masa depan,
yang akan membawa harga dirimu ke tempat yang tinggi