Selasa, 30 Juni 2015

Janji (cipt. H.Rhoma Irama)

Janji
(Vocal : Evie Tamala)

Sorga yang engkau janjikan
neraka yang engkau berikan

manis yang aku khayalkan
pahit yang aku rasakan

Tingginya janjimu padaku 
mengalahkan langit yang biru

Manisnya janjimu padaku 
mengalahkan manisnya madu

Reff
Dulu kau berlutut di kakiku 
untuk mengharap cintaku

Hingga terbuka mata hatiku
tuk menerima cintamu

Namun setelah kujatuh cinta padamu
Engkau begitu tega melupakan aku

Ingin Berpetualang ( jilid 2)

          Tak disangka dan tak diduga hari lebaran tahun lalu, malamnya aku diajak keluarga besarku bertolak ke Semarang, Jawa Tengah. Tujuan utama kami adalah berziarah dan bersilaturahmi  ke saudara-saudara yang ada di sana. 
      Entah mengapa tempat yang aku ingin sambangi terwujud, karena kami pakai bus carteran. Otomatis kami melewati kota-kota lain sebelum sampai di Semarang. Antara lain Tegal, Pemalang, Pekalongan, Kendal, Batang, Weleri, dll. Esoknya kami bisa mengunjungi Salatiga dan Ungaran. Alhamdulilah... target pertualangan jadi berkurang untuk Pulau Jawa.
     Bisa kulihat Lawang sewu, yang dalam bahasa Indonesia berari "Pintu Seribu". Gedung tua dengan banyak pintu, yang kerap kali jadi bahan perbincangan orang yang sudah pernah kesana. Tentunya tak lepas dari hal-hal mistisnya. aku juga melewati Klenteng Sam Po Kong yang merupakan petilasan Laksamana Cheng Ho seorang muslim, pimpinan Armada Angkatan Laut Cina. Yang pernah berlabuh di Pantai Simongan, Semarang. Beliau juga turut andil dalam penyebaran agama Islam di Tanah Jawa.
       Rasa hati ingin menuju  pondok pesantrennya Gus Mus di Rembang, tambang minyak bumi di Cepu, Masjid Tua Demak, berjalan kaki di Banyumas, berkeliling di sekitar Gunung Lawu, wisata kuliner ikan laut di Tuban, mengelilingi Perkebunan apel di Malang dan sekadar melongok Lumpur Sidoarjo. Dan pastinya akan menjadi bahan tulisan. Tapi aku tak ngoyo, semua itu bisa terjadi kalau Tuhan mengijinkan. Insya Allah. 

Selasa, 23 Juni 2015

Gila Batu Melanda Negeri

        Dimana-mana orang tergila-gila dengan batu. Mungkin karena pemimpin-pemimpinnya pada kepala batu kali ya? Pemandangan di jalan-jalan kita bisa lihat, contohnya di jl.Raya Joglo, Jl.Ciledug Raya, jl.kostrad, di belakang PT.Gramedia Palmerah, dan tempat-tempat lainnya. Betapa batu-batu akik di pajang secara eksklusif di etalase-etalase. Jenis yang lagi populer saat ini adalah Batu Bacan, Safir, Kalimaya, Kecubung, Panca Warna, Pandan, dan Giok.
        Batu-batu itu seolah-olah logam mulia, harganya pun melangit, melebihi harga emas. Bahkan ada yang berharga 3 Milyar per cincinnya. Di era globalisasi, di jaman edanisasi ini, banyak hati yang membatu, diakibatkan kerasnya hati. Merasa benar sendiri, hebat sendiri dan tak mau mendengarkan orang lain. Batu-batu tak bernyawa itu dipuji dan dipuja layaknya dewa. Entahlah... sampai kapan gila batu melanda negeri ini?
          Batu akik masih menjadi trend topik perbincangan, baik anak muda maupun orangtua, terutama para lelaki. Segala tempat jadilah buat obrolan tentang batu. Bisa di pinggir jalan, pos ronda, pekarangan mesjid, kampus, warung kopi, ataupun kafe. Transaksi pun bisa dimana saja, asal penjual dan pembeli setuju, jadilah, cash and carry.

Minggu, 21 Juni 2015

Melebarkan Hati

     Hari ini memasuki hari ke-5 di bulan Ramadhan, tahun 1436 H. Hawa mendung menyelimuti daerah Petukangan Utara ini. Syukurlah, udara tak terasa panas seperti hari-hari sebelumnya. Sinar Mentari redup, bak lampu pijar berdaya 5 Watt.
     Puasa... berat saat melakukannya, tapi begitu cepat terlewati di saat tak  puasa. Lebaran semakin mendekat. Mendekati pasar, pusat perbelanjaan, terminal, bandara dan pelabuhan . Target membeli sekian potong pakaian per anak sudah menjadi agenda tahunan. Sudah banyak orangtua yang memberi anak-anak mereka pakaian baru. Mau tak mau baju baru harus ada. Paling tidak untuk anak-anak kecil, supaya tak ngambek. karena toh mereka belum mengerti makna hari raya yang sebenarnya.
         Kalau saya tak salah, arti kata "LEBARAN" adalah melebarkan hati, melebarkan pintu untuk saling minta maaf dan memaafkan. Kalau hati sudah lebar, maka aroma dendam akan sirna.

Kamis, 18 Juni 2015

Belajar Ilmu Ikhlas

     Ikhlas... satu kata yang sangat mudah diucapkan, tapi sangat sulit dilakukan. Bahkan Imam Al ghazali berkata, "Ikhlas hanya ada di hati, tak pernah terucapkan. Kalau ikhlas sudah terucapkan, maka butuh keikhlasan berikutnya". 
     Sepengetahuan saya, kata "ikhlas"dalam Bahasa Arab artinya murni. Maksudnya melakukan segala sesuatu murni hanya untuk Allah semata. Bukan karena ingin dapat imbalan, pujian dan balasan dari mahluk lainnya. Kalau melakukan sesuatu bukan karena Allah, namanya bukan ikhlas.

Semoga bermanfaat

Rabu, 17 Juni 2015

Lelah Menjalani Hari

         Lelah terlewati hari, lelah menjalani hari, yang membuat aku muak. Muak dengan segala problema yang memuncak. Energy telah habis untuk urusan birokrasi. Dioper sana oper sini, persis seperti bola. Ditendang dari pemain yang satu ke pemain yang lain, sedangkan kami rakyat kecil cuma dijadikan obyek.        
          Aku pusing dengan masalah yang kian menghadang. Segala urusan bentrok dengan yang namanya uang. bohong kalau gak pakai uang. Semuanya builtsheet. Omong besar. Mau kuliah duit, mau kerja duit. Mau kencing aja duit.
       Benar kata Jamrud dalam sebuah syair, "Berakit-rakit ke hulu, berenang kita  ke tepian. Bersakit dahulu, senang pun tak datang, malah mati kemudian". Pas banget tuh lagu. 

Minggu, 14 Juni 2015

Ingin Memakai Seribu Topeng

Maaf bu....
Aku merasa belum bisa membahagiakan orangtua, khususnya dirimu
Walau kau tak menuntut macam-macam dari anak-anakmu
Tak minta diberi uang banyak, tak minta dibelikan rumah mewah,
mobil mewah, makan di restoran yang wah
tak berharap diajak plesiran keliling eropa, keliling dunia
ataupun menginap di hotel bintang lima
Bukan, bukan itu maumu

Engkau hanya menginginkan kami, anak-anakmu ada di dekatmu,
tanpa terkecuali ...
Bagimu yang terpenting adalah melihat anak-anak dan cucu-cucunya sehat wal afiat
Itulah bahagiamu

Aku merasa mati kutu di hadapanmu bu...
Malu... seakan aku ingin memakai seribu topeng,
untuk menutupi maluku, karena belum jadi anak yang berbakti,
belum menampilkan prestasi diri,
dan belum maksimal memberimu bahagia

38  tahun usiaku, rasanya belumlah cukup
untuk menebus dosa-dosaku kepadamu
menebus kesalahan-kesalahan yang kulakukan, dan kata-kataku yang menyakitkan,
Beribu kebaikan tak cukup rasanya, untuk menutup budi kepadamu ibu...
 Ibu juara satu sedunia

Semakin Dekat

      Dia makin dekat, semakin merapat, ditandai Bulan Sya'ban yang terasa singkat. Tinggal 3-4 hari lagi Ramadhan tiba di sini. Ditandai ITC Cipulir yang kian padat dijejali para pembeli. Diiringi harga rokok yang sudah menanjak, harga telur pun tak mau kalah, perbutirnya saja sekarang sudah Rp 2000. Naik Rp 500,- dari harga sebelummya. Otomatis nantinya harga-harga sembako ikut-ikutan naik. Yang pasti... daging sapi  dan ayam potong bakal naik, dan semakin naik, sampai Hari Raya Idul Fitri. 
       Sudah biasa kalau harga-harga di negeri ini naik, jusru kalau turun yang aneh. Betul tidak? Tiket kereta dan pesawat telah habis diborong para calon pemudik. Kamar-kamar hotel-hotel kelas melati sampai bintang 5 ludes, sudah dibooking calon-calon tamu. Bahkan di bank-bank orang mulai ramai menukar uang receh buat angpao lebaran. Baju-baju koko dan mukena telah dipersiapkan untuk taraweh. Dan petasan tak mau telat ambil bagian, sudah terdengar ramai sebelum Ramadhan. 


Rabu, 10 Juni 2015

Musafir yang Tersesat (Diary)

      Apa yang sedang terjadi dengan diriku? entahlah... aku sendiri tak tahu. Aku seperti musafir yang kehilangan arah, tersesat di padang pasir yang luas. Aku membawa bekal yang sangat banyak, tapi keberatan beban, hingga tersungkur akibat barang bawaan. Peta yang aku bawa tak jelas, maka bekalku hanya habis untuk hidup beberapa hari di padang pasir. Aku kelaparan dan kehausan sebelum sampai tujuan.
        Ternyata kebahagiaan adalah ketenangan, ketenteraman. Aku ingat dengan firman-Nya dalam alquran, "Hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram (QS Arra'du ayat 28)." MakaTak ada ada jalan lain untuk menjadi  tenang, tenteram, yaitu bertaubat,  kembali pada-Nya.

Senin, 08 Juni 2015

Surat buat Ibu 3

Bu...
aku masih menjadi anakmu yang menyusahkan
aku malu bu, sampai detik ini masih belum mandiri
masih mendompleng dengan orangtua
Dan belum mampu "BERDIKARI", berdiri di kaki sendiri

Bu...
Kau tak pernah lelah bekerja dan berdoa
demi anak-anakmu energimu rasanya takkan pernah habis
berjuang, berjuang dan berjuang
agar kami, anak-anakmu bisa bertahan

Hatimu bak baja yang kuatnya tak ketulungan
Nyawamu seakan ada seribu, karena jiwamu takkan pernah mati

Jelang 40 (Puisi)

Tuhan....
Usiaku tak lama lagi 40
Usia yang semakin ditakuti untuk orang-orang yang beranjak tua
Rasanya tak ingin tua, Tuhan...
Tapi takdir-Mu tak bisa dipungkiri
seperti nikmat-Mu yang sering aku ingkari

Banyak hal yang belum aku lakukan
Belum ada prestasi yang aku torehkan
Belum cukup bakti kepada orangtua yang aku persembahkan
Tapi waktu beranjak begitu cepat,
rasanya secepat menyeruput kopi panas

Rasanya belum lama aku kecil
memakai celana pendek, berlarian main pedang-pedangan,
pistol-pistolan. atau bertelanjang kaki main layang-layang di jalanan.
Ramai-ramai pergi mengaji, bersarung dan berkopiah menuju musollah,
memukul bedug bersama kawan-kawan saat takbiran
Itu semua terasa baru kemarin

saat beranjak besar,
merasakan cinta monyet ala ABG, saling curi pandang,
tak berani mengungkapkan rasa hati yang semakin deg-degan
Disambung dengan cinta anak SMA yang penuh hura-hura
itu semua terasa baru sekejap

Lalu bekerja...
Berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain
Dari perusahaan yang satu ke perusaahaan yang lain
Merasakan pahit getirnya menjadi seorang kuli,
demi mendapatkan nasi satu kwali

Merasakan asam garam kehidupan
Bak menikmati hidangan yang sedang disajikan
Semua harus ditelan, apa pun konsekwensinya,
demi mendapatkan pelajaran dalam sekolah kehidupan

Masa lalu semakin jauh, Tuhan...
malaikat maut semakin dekat untuk menjemput
Aku semakin takut Tuhan...
Dekap aku dengan Rahman dan Rahim-Mu

Minggu, 07 Juni 2015

Ramadhan Datang Lagi

     Selamat datang wahai Ramadhan! Bulan bonusnya umat Nabi Muhammad. Segala macam kebaikan dilipat gandakan. Rahmat dan Ampunan digelar habis-habisan. Keberkahan dilimpahkan di bulanmu Ramadhan. Syukur alhamdulilah. Dalam sebuah hadist, Rosulullah SAW bersabda, "Andai umatku mengetahui keistimewaan bulan Ramadhan, nicaya mereka menginginkan satu tahun dijadikan bulan Ramadhan semua."
      Hawa Ramadhan mulai merayapi bumi, serasa minggu-minggu ini Ramadhan sudah datang, tapi belum, masih seminggu lagi. Tapi seakan-akan dia telah datang, memeluk kita, Umat Muhammad. Marhaban ya Ramadhan! Iringi kami menggapai rahmat, ampunan dan pembebasan api neraka dari-Nya. Amiiin .
      Umat muslim akan berduyun-duyun menuju masjid untuk menunaikan sholat taraweh. Tak kalah mantap, ada ibadah yang sangat kugemari, yaitu berbuka puasa bersama di mesjid. Berkumpul di mesjid, saling ngobrol dan silaturrahim dalam satu wadah, yaitu uhkuwah islamiyah.

       

Selasa, 02 Juni 2015

Surat buat ibu 2 (Puisi)

Selasa, 2 Juni 2015
Buat Ibu terbaik sedunia
di Jakarta

Bu... aku masih di sini, di kota ini,
Aku masih belum bisa membahagiakanmu,
seperti halnya teman-temanku membahagiakan ibu-ibu mereka.

Bu... aku merasa jadi anak yang gagal membahagiakan orangtuanya,
khususnya ibu.
Aku tak tahu harus berbuat apa,


Senin, 01 Juni 2015

Hujan Datang Lagi

       Setelah sekian bulan bumi Batavia kian mengering. Debu melayang-layang di udara, seperti gumpalan awan. Hawa panas melanda warga Jakarta. Kini sang hujan datang lagi. Kupikir hujan bakal lama tak turun mengguyur Kota Metropolitan. Tapi nyatanya hari ini hujan turun 2 kali, tadi siang dan tadi sore. Syukur alhamdulilah... hujan datang lagi. 
       Air hujan dengan cepat menyerap ke bumi, dan hawa sejuk mulai merayap. Bahagia rasanya, hujan turun lagi. Pohon-pohonku tak usah disirami lagi.