Rabu, 22 Juli 2015

Hari ke-6

      Hari Raya idul fitri 1436 H memasuki hari ke-6, Jakarta pun perlahan mulai ramai. Desingan kendaraan terdengar bingar, pertanda bahwa Jakarta telah hidup kembali, setelah mati suri pasca Idul Fitri. aku melihat jam yang ada di sudut layar komputer, menunjukkan pukul 3.40 PM. sinar matahari masih mencorong, udara pun masih terasa panas, walau sudah sore. Warnet DD ini tak begitu ramai, maklum habis mati lampu.
       Dari seberang sana, terlihat mba-mba tukang Bubur Kacang hijau Madura mulai membuka lapaknya. Dengan meletakkan gerobak kayunya di depan rolling door sebuah kios yang sedang tutup. Seorang dari mereka membuka terpal dan spanduk. Dan yang lainnya menyiapkan mangkok, gelas, sendok, kompor dan lainnya. Kuduga mereka adalah kakak beradik.
        Lebaran kali ini memang agak sepi. Aku melihat berita di TV, katanya tahun ini arus mudik turun 4 persen dari tahun lalu. Dalam berbelanja pun rata-rata ibu-ibu menurunkan budget belanjanya. Yang biasa membeli 5 kg daging sapi, kini hanya membeli 2 kg. Yang biasa membeli ayam 4 ekor kini hanya membeli 2 ekor. Makanan kering pun tak distock secara berlebihan seperti tahun-tahun sebelumnya.
         Mungkin karena berbarengan dengan tahun ajaran baru bagi anak sekolah. Oleh sebab itu para orang tua mengalihkan dana mudik untuk keperluan sekolah, misalnya untuk membeli buku atau seragam. Lebaran kali ini memang harus lebih prihatin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar