Kamis, 26 Maret 2015

Bubur Ayam Spesial

     Aku memang sampai detik ini belum menikah. Tapi apakah harus disindir habis-habisan? dari sindiran  ringan, kapan kamu nikah? nanti keburu kiamat lho...  sampai sindiran berat, apakah kamu tidak takut, saat kamunya udah tua dan gak bisa cari duit? apa kamu sukanya sama cowok? sampai sindiran jorok. 
     Mereka boro-boro bantu dana, bantuan moril yang sifatnya menenangkan pun tidak. Aku pusing dan gerah dengan sindiran nyinyir mereka, aku bosan dengan sindiran pedas yang sudah tahunan itu.  Sindiran mereka lebih kearah menghina. Bagaimana tidak marah, kami yang sudah umur 30-an, harus diledek, didesas-desuskan tidak enak, dan dijodoh-jodohkan secara tidak karuan? Kami juga punya rasa, punya hati. Bahkan hati kami jauh lebih lembut ketimbang orang-orang yang sudah membuat kami sebel, tidak nyaman, dan merasa tersisihkan. 
       Jangan salahkan kalau di antara kami ada yang sampai menampar, memukul., dan menghantam. Karena sakit di hati orang-orang seperti kami melebihi sayatan pisau belati.  Setiap orang, setiap manusia, idealnya memang sudah menikah di saat usia maksimal 30 tahun, tapi apa boleh buat jika di umur 31, 32, 33 dan seterusnya belum menikah juga. Seandainya waktu bisa disetting ulang, kami ingin nikah di usia 20 tahun . Tapi itu tidak mungkin, nasi sudah menjadi bubur. Tugas kami adalah, membuat bubur itu jadi spesial. Dengan menambahkan ayam goreng, kacang polong, seledri, kecap, cakwe, sedikit sambal dan taburan bawang goreng. Benar-benar bubur  ayam spesial ternikmat yang pernah ada.
        Walaupun bagaimanapun kami manusia juga, ingin dimanusiakan selayaknya manusia yang punya perasaan. Kalau boleh menyarankan , kalian yang ingin membantu kami. Datanglahlah ke ahli psikhogi terlebih dahulu. Dan belajar bagaimana kalian mengerti keadaan kami secara psikis . Agar tak ada kesalahpahaman yang akhirnya menghancurkan persahabatan dan persaudaraan. Ingatlah! Maksud yang baik, harus dengan cara yang baik.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar